BUDI ORANG MINANGKABAU DALAM ADAT NAN SABANA ADAT

by 18.45.00 2 komentar
ini ditulis oleh pamanku Mulyadi Putra,,,,
saya berharap ini dapat bermanfaat bagi semuanya, tidak hanya orang minang saja....

Nan kuriak iolah kundi,
nan merah iolah sago,
nan baiak iolah budi,
nan indah iolah baso

Budi Bermata Emas
Saudaraku yang budiman. Tentulah orang berbudi baik akhlaknya. Orang berakhlak tinggi budinya. Dan orang Minang sangat terkena dengan budi baik kucindang urang—kalaulah budi baik maka semua mata tertuju kepadanya. Bertanyaah orang itu anak siapa? Siapa labai yang telah mengajarnya. Kalaulah aku ada anak gadis maulah aku meminangkannya dengan dia. Betapa bahagia orang yang bertemu dengan pandangan mata kucindan orang, pndangan hati rahasia cahaya nan beneri. Orang dilihat bukan dari harta, sesbab harta hanya mengantarkan pada sifat material yang akan melahirkan rasa tamak, dari rasa tamak akan timbul rasa ingin memiliki, dari rasa ingin memiliki ingin terus menumpuknya. Kalaulah ia akan diberi emas sebesar bukik Uhud dan ditanya lagi apakah ia ingin emas, maka ia akan minta emas sebesar bukik Uhud lagi, kalaulah ia ditanya lagi pasti ia akan minta lagi, pada akhirnya tida batasan sampai di mana ia beroleh apa yang ia cari.
Sangat tinggilah budi para ninik mamak kita. Tiadalah menurut budi, mata memandang kepada yangbagus saja, memandang kepada yagn bagus boleh sekedarnya saja. Tidak ada kata berabihan sesuatu yagnberlebihan pada akhirnya datang sebagai suatu luka yang datangnya dari kita. Boleh saja kita berharap kepada yang bagus, apakah itu perkara dalam meminang atau mencari kawan atau juga dalam bermasyarakat, tapi jagnan lupa pula pandangan kepada yang jeleknya agar hidup seimbang, ketika melihat yagn bagus kita tak berdaya melampaui batas, ketika kita melihat yang jelek kita tidak pula menghina. Sebab semua yang ada daam kehidupan, setitik air tidak lepas dari kepemilikan Allah, yang sekepal apa lagi. Yang sedikit tidaklah luput yang sekepal digenggam ditangan.
Orang berbudi tiadalah ia dikenang sebagai orang yang mencari keuntungan diri sendiri. Memakai orang lain untuk mencapai keuntungan, seteah keuntungan itu ia dapat, ia tinggalkan bak meletakkan sampah dalam got. Tidak. Tidakah demikian orang yang tinggi budinya, baik akhlaknya, luas ilmunya, cemerlang cara berfikirnya. Sekelumit tentang pesan moral dia tas bukanlah suatu rekayasa. Telah nyata dalam diri orang Minang, begitu luhur nilai-niai yagn diwariskan ninik mamak. Ia gariskan apa yang akan baik menurut kemenakan, ia campakkan jauh-jauh apa yang akan menjadi penyakit di kemudian hari selama tidak bertentangan dengan syariat Islam, sebab negeri Minang sangat dikenal dengan adat bersendi syara’, syara’bersendi kitabullah. Ke mana ia akan kembali kalau bukan kepada aturan Allah.
Telah luas alam pikir ninik mamak kita pada masa terdahulu. Hingga jatuh pitatah-patitih yang terlahir dari ahli pikir, tiada ia sekedar berbicara kecuali sudah masak apa yang hendak diucapkan. Mangango dahulu sabalun mangecek. Berpikir masak-masak mengenai andai tauladan barulah ia bagus berbicara, sebab kelapa yagn jatuh tak mungkin lagi bisa naik ke gagang yang tinggi. Sebab budi yang runtuh alamat badan jatuh dikalang caci. Orang Minangkabau, orang berninik mamak, punya tempat sandaran berberita tentang sandaran berberita tentang urusan kemenakan, atau suatu permasalahan kemasyarakatan. Tidaklah ha demikian bertentangan dengan ajaran Islam, sebab tonggoknya adalah Islam itu sendiri. Sakik satu tubuh alamat yang lain juga ikut sengsara dan sengsara sama-sama menanggung luka dalam. Sehat satu maka yang sakit pun ikut menjadi sehat, sebab keberadaannya menjadi obat.
Saudaraku orang yang seranah maupun yang tidak seranah yang ingin mengambil pelajaran dari tulisan yang tidak seberapa ini. Ambilah yang baiknya jika itu berkenan dengan hati.
^_^ create by my Uncle Mulyadi Putra ^_^

2 komentar: